Youtube Rilis Super Sticker untuk Tambah Uang Kreator Konten


Youtube Rilis Super Sticker untuk Tambah Uang Kreator Konten Ilustrasi Youtube. (Istockphoto/pressureUA)

Layanan video streaming, Youtube resmi merilis fitur terbaru yang dapat menambah pundi-pundi kreator konten yakni Super Sticker.

Melalui blog resmi Youtube, Super Sticker diluncurkan di 60 negara yang telah tersedia fitur Super Chat. Fitur ini merupakan kunci penting Youtube untuk meraup pendapatan dari trafik live streaming mereka.

"Super Sticker diluncurkan di 60 negara. Nantinya pengguna dapat membeli stiker kami untuk terus terhubung dengan kreator konten favorit mereka, selama siaran streaming berlangsung," tulis Product Manager Youtube, Zhouzhou He, Rabu (6/11).

Namun, Super Chat belum tersedia di Indonesia. Untuk negara-negara di Asia Tenggara sendiri, fitur Super Chat telah disematkan di Filipina dan Singapura.

Pada perilisan awal, Youtube menawarkan delapan paket stiker. Empat di antaranya yaitu Energetic Lemon, Baby Lemon, Bushiba, dan Popo The Hippopotamus.

Selain itu, kedelapan paket stiker tersebut telah diterjemahkan ke bahasa Inggris, Perancis, Jepang, Korea, dan Portugis.

"Kami berupaya untuk terus membangun koneksi antara penggemar dan kreator konten. Dalam beberapa bulan mendatang, kami sangat antusias untuk merilis lebih banyak paket stiker," pungkas He.

tur Super Chat sendiri dianalogikan Youtube layaknya sebuah bangku di baris terdepan pertunjukan bagi para penggemar. Pengguna Youtube sebagai pelanggan kanal dipaksa merogoh koceknya agar komentar yang mereka tuliskan tidak langsung tenggelam dengan komentar pengguna lain.

Komentar yang menggunakan Super Chat akan terus tampil mencolok di layar selama beberapa jam. Semakin banyak uang yang dibayarkan, semakin lama komentar itu akan tetap eksis.

Sementara ini, layanan live streaming mobile Youtube masih terbatas untuk pemilik kanal dengan subscribe 10 ribu lebih.


sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191106184656-185-446152/youtube-rilis-super-sticker-untuk-tambah-uang-kreator-konten
Share:

Pengguna Bisa Saring Undangan Grup Whatsapp

Pengguna Bisa Saring Undangan Grup Whatsapp Ilustrasi (CNN Indonesia/Aqmal Maulana)

Aplikasi pesan instanWhatsApp, merilis fitur khusus untuk menyaring undangan masuk grup. Pembaruan ini diumumkan WhatsApp Selasa (5/11). Pembaruan ini sudah tersedia bagi pengguna WhatsApp beta.

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menyaring undangan grup yang ada di pesan instan itu. Pengguna bisa memilih siapa yang bisa mengundang mereka untuk masuk ke grup tertentu di WhatsApp.

Fitur ini dihadirkan sebagai respons atas keluhan pengguna terkait maraknya undangan grup WhatsApp yang tidak diinginkan. Maka fitur ini dihadirkan untuk menyaring gangguan tersebut. Sebab, tak jarang pengguna mengeluh kalau mereka tiba-tiba masuk grup tertentu dari kontak yang tidak mereka kenal.


Fitur ini pertama kali diberitakan oleh WABetaInfo, akun pembocor fitur WhatsApp. Dilansir The Next Web, dengan adanya fitur itu WhatsApp berupaya untuk mencegah orang yang tidak dikenal menambahkan akun Anda ke grup tertentu.


Namun, fitur ini masih dalam tahap pengembangan dan belum bisa diakses oleh pengguna.

Cara untuk mengaktifkan fitur ini:
- Klik Pengaturan (Settings)
- Pilih Akun (Accounts)
- Lalu klik Privasi (Privacy)
- Klik Grup (Groups).
- Terdapat tiga pilihan opsi, Siapa saja (Everyone), Kontak saya (My Contact), dan Tidak seorangpun (Nobody). Namun belakangan pilihan Nobody diubah menjadi memilih pengecualian lewat menu "My contact except".

Opsi "Everyone" (siapapun) membuat pengguna terbuka atas undangan grup dari siapapun. Sementara pilihan "My contact except" bisa membuat pengguna memilih tidak mau menerima undangan grup dari orang tertentu.

Namun, pengguna juga bisa memilih agar undangan grup hanya bisa ditambahkan oleh orang tertentu yang ada di daftar kontak.

Nantinya, hanya mereka yang ada di daftar kontak pengguna saja yang bisa memberikan undangan masuk grup. Undangan dari mereka yang ada diluar kontak pemilik akun akan diterima lewat pesan pribadi.

Undangan yang dikirimkan oleh admin grup bisa akan berlaku selama 72 jam. Jika lewat dari tenggat waktu, maka undangan akan kadaluarsa seperti dikutip Indian Express.

Pengguna juga tidak bisa diundang ke grup yang sama oleh dua orang dalam satu waktu yang bersamaan. Namun, link grup akan tetap dapat digunakan jika pengguna sendiri memiliki inisiatif untuk bergabung dengan grup.

Fitur ini diyakini akan muncul untuk dua tipe aplikasi, yaitu Whatsapp Messenger dan Whatsapp Business. Fitur ini juga dipercaya bakal meluncur untuk WhatsApp di iOS dan Android.


sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191106175201-185-446138/pengguna-bisa-saring-undangan-grup-whatsapp
Share:

Xerox, Perusahaan Fotokopi AS Diisukan Bakal Beli Saham HP

Xerox, Perusahaan Fotokopi AS Diisukan Bakal Beli Saham HP Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalisma

Perusahaan fotokopi asal Amerika, Xerox Holding Corp dilaporkan tengah mempertimbangkan pembelian saham perusahaan pembuat laptop, printer, dan perangkat keras lain, yakni HP (Hawlett-Packard) Inc.

Saat dihubungi The Wall Street Journal, salah satu karyawan Xerox mengatakan pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan yang berkantor pusat di Palo Alto, California itu secara intensif.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan HP memasang harga cukup tinggi kepada Xerox. Namun, juru bicara HP enggan berkomentar soal kabar itu.

"Tidak mau memberi komentar soal rumor," ujarnya singkat dikutip dari CNBC.

Jika kolaborasi antara Xerox dan HP terjadi, maka kedua perusahaan bakal menghasilkan pendapatan senilai US$2,3 miliar atau sekitar Rp32 triliun (US$1 = Rp14,040).

Selain itu, persekutuan Xerox dan HP dinilai dapat mendongkrak industri cetak yang kian menurun, seiring berkembangnya teknologi digital.

Sebelumnya, HP dikejutkan oleh mundurnya Dion Weisler dari jabatan CEO pada 22 Agustus 2019. Pimpinan HP bagian printer, solusi bisnis, dan imaging, Enrique Lores resmi menggantikan posisi Weisler pada 1 November lalu.

Weisler setidaknya sudah empat tahun menduduki jabatan tersebut di tengah keuntungan HP yang hanya seperempat dari estimasi Wall Street. Hal ini menyebabkan saham HP turun 6 persen pada perdagangan terakhir. HP menyebut Weisler mengundurkan diri karena masalah kesehatan keluarga.

"Atas nama para pimpinan, kami menghormati keputusan Dion untuk mendukung keluarganya," jelas Chip Bergh, kepala pimpinan dewan HP.

HP Inc yang berbasis di Palo Alto, California, merupakan perusahaan yang menjalankan bisnis perangkat keras yang memproduksi laptop dan perangkat keras lainnya. HP Inc sebelumnya merupakan bagian dari Hewlett Packard Company.

Pada 31 Juli 2019, pendapatan HP tercatat US$14,6 miliar, sedikit di bawah perkiraan analis. Pendapatan ini tergerus dari buruknya penjualan bisnis printer mereka.


sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191106184631-185-446154/xerox-perusahaan-fotokopi-as-diisukan-bakal-beli-saham-hp
Share:

Huawei Mate 30 Pro Terancam Tak Didukung Google Play Store


Huawei Mate 30 Pro Terancam Tak Didukung Google Play Store Ilustrasi (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)

Huawei Mate 30 Pro disebut bakal meluncur tanpa dukungan aplikasi Google Mobile Services dan Play Store. Hal ini sudah sempat diumumkan September lalu dan dikonfirmasi oleh perilisan ponsel tersebut di Australia pada 21 November mendatang.

Dilansir dari TechCrunch, Huawei P30 Pro di Australia tak akan memiliki Google Play Store. Sehingga pengguna hanya bisa mengunduh aplikasi seperti Gmail, Google Maps, dan Google Chrome, dari toko aplikasi milik Huawei, Huawei AppGallery. Tentu pilihan aplikasi di toko ini juga tidak sebanyak di Google Apps. Huawei Mate 30 Pro akan dijual seharga 1,599 dolar Australia (sekitar Rp15,4 juta). 

HUawei Mate 30 Pro yang tak dilengkapi Play Store ini ikut menggelitik pengamat gadget dari Ponselmu.com, Herry SW. Ia membuat polling di akun Twitter untuk melihat minat konsumen di Indonesia, apakah masih mau membeli Huawei Mate 30 Pro tanpa dukungan Google atau tidak.



Umpama Huawei Mate 30 Pro diluncurkan ke Indonesia dengan harga Rp10,999 juta, apakah Anda akan membeli ponsel itu?

Tentu tanpa Google Mobile Services dan Play Store. Silakan mencari cara sendiri untuk mengakalinya, dengan segala risiko keamanan yang mungkin timbul.
15 people are talking about this


"Umpama Huawei Mate 30 Pro diluncurkan ke Indonesia dengan harga Rp10,9 juta, apakah Anda akan membeli ponsel itu? Tentu tanpa Google Mobile Services dan Play Store. Silakan mencari cara sendiri untuk mengakalinya, dengan segala risiko keamanan yang mungkin timbul," cuit @herrysw yang sudah dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Minggu (3/11).

Dari hasil jajak pendapat tersebut, 85 persen pengikut Herry SW menjawab tidak mau membeli. Sementara 15 persen lainnya berniat membeli. 

Menanggapi hal ini, Public Relations Manager Huawei Indonesia Mohamad Ilham Pratama menyebut pihaknya tetap menyediakan dukungan aplikasi Google seperti Gmail dan Google Maps lewat Huawei Mobile Service mirip Google Play Store..

"Informasi yang bisa saya bagikan, Huawei Mate 30 Pro akan hadir dengan Huawei Mobile Service dan tidak terinstal aplikasi Google. Jadi, konsumen bisa mengunduh aplikasi-aplikasi seperti yang didukung Google," kata Ilham saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu

Juni lalu, AS menaruh nama Huawei dalam daftar hitam. Sehingga perusahaan teknologi asal AS dilarang menjual teknologi dan software mereka pada perusahaan China itu. Akibatnya, Huawei tak bisa membeli perangkat keras dari pemasok seperti Intel, Micron, atau Qualcomm.

Perusahaan ini juga tak bisa membeli lisensi software dari Google dan Microsoft. Huawei pun tak bisa mengakses berbagai layanan Google yang merupakan perusahaan AS. Terutama untuk produk-produk yang baru meluncur.

Meski sudah menyiapkan sistem operasi tandingan, HarmonyOS atau HongMeng. Namun, Huawei tetap menjadikan Android tetap menjadi pilihan utama perusahaan itu. 

Share:

Skandal Data Pengguna oleh Facebook Kembali Terungkap

\

Skandal Data Pengguna oleh Facebook Kembali Terungkap Ilustrasi (CNN Indonesia/Harvey Darian)

Facebook kembali dianggap menyalahgunakan data pengguna. Kali ini perusahaan itu dituduh menggunakan data pengguna sebagai kekuatan tawar menawar mereka terhadap para pengiklan. Tapi di sisi lain, Facebook mengumumkan kepada publik kalau mereka bakal melindungi data pengguna.

Hal ini terungkap dalam dokumen 4 ribu halaman yang berisi percakapan sepanjang 2011-2015. Isi dokumen ini berisi email, perbincangan di web, presentasi, rangkuman rapat, dan sebagainya.

Dokumen ini menunjukkan bagaimana Zuckerberg dan timnya menemukan ara untuk memanfaatkan data pengguna Facebook. Data pengguna yang dipergunakan adalah infromasi tentang teman, status hubungan, dan foto.

Dalam beberapa kasus, Facebook sengaja memberikan data ini bagi perusahaan yang disukai. Tapi di kasus lain, ia akan memberikan data ini bagi perusahaan lawan atau aplikasi.

Sebagai contoh, Facebook memberikan Amazon akses data pengguna yang besar. Sebab, Amazon telah menyumbang uang iklan yang besar lewat iklan Facebook. Amazon juga melakukan rekanan dengan Facebook saat peluncuran smartphone Fire miliknya.

Selain Amazon, Hootsuit, Tinder, Venmo, Nissan. termasuk dalam daftar perusahaan yang diperbolehkan mengakses data.

Tapi dalam dokumen tersebut disebutkan kalau Facebook memblokir akses data penguna untuk perusahaan yang mereka anggap sebagai rival, misal Twitter, Youtube, Snapchat, dan layanan pesan instan lain.

"Facebook menjaga kompetitor yang ada dalam daftar hitam yang dianggap Zuckerberg secara pribadi [...] daftar hitam ini tak bisa diubah tanpa izin dari Mark," tulis dokumen tersebut seperti dilansir Digital Trends.

Lalu Facebook mengumumkan strategi ini sebagai langkah untuk melindungi privasi pengguna kepada publik. Hal ini seperti diungkap Zuckerberg dalam wawancara New York Times pada 2014. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk membantu pengguna lebih nyaman,."

Tapi dibalik pernyataan manis di depan publik ini, ternyata Facebook memainkan data pengguna miliknya di belakang. Facebook memberikan sejumlah persyaratan jika rekanannya ingin mendapat data pengguna. Mulai dari pembayaran langsung, memperhitungkan berapa besar biaya iklan, dan perjanjian berbagi data.

Memang bukan perkara aneh jika perusahaan yang bekerjasama saling berbagi data pengguna. Namun, berdasarkan data dokumen tersebut, Facebook melakukan berbagi data bagi pengembang aplikasi yang dianggap sebagai teman pribadi Zuckerberg.

Facebook juga berbagi data bagi perusahaan yang banyak beriklan di perusahaannya. Meski hal ini dibantah Facebook, seperti dilaporkan NBC News. Saat ini Facebook tengah dalam penyelidikan oleh Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission).

Share:

Spotify Akan Lacak Lokasi Pengguna Paket Langganan Keluarga


Spotify Akan Lacak Lokasi Pengguna Paket Langganan Keluarga Spotify. (CNN Indonesia/Ervina Anggraini)

Layanan streaming musik Spotify akan melacak pengguna yang menggunakan paket berlangganan keluarga. Spotify menawarkan paket berlangganan keluarga yang bisa dinikmati oleh beberapa akun pengguna.

Satu paket berlangganan yang bisa dipakai beberapa akun ini menawarkan tarif yang lebih murah.

Akan tetapi, dilansir CNET, paket keluarga ini memang rentan disalahgunakan oleh pengguna. Alih-alih digunakan di antara anggota keluarga, paket malah digunakan di antara teman.

Premium Family adalah paket US$15 per bulan atau sekitar Rp209ribu untuk hingga enam orang. Satu-satunya syarat adalah mereka semua tinggal di alamat yang sama. Spotify khawatir ada pengguna yang menyalahgunakan paket itu demi membayar Spotify US$2,5 atau sekitar Rp34 ribu.


Tahun lalu, Spotify mulai menindak penyalahgunaan ini dan saat ini, Spotify memutuskan untuk melacak lokasi pengguna.

Dilansir dari UberGizmo, Spotify baru-baru ini memperbarui syarat dan ketentuannya untuk pelanggan Keluarga Premium. Syarat ini mengharuskan pengguna untuk memberikan lokasi pengguna dari waktu ke waktu.

Lokasi ini merupakan salah satu bukti bahwa pengguna dan pengguna yang berada dalam paket yang sama merupakan satu keluarga.

Sesungguhnya, Spotify telah menguji coba pelacakan ini tahun lalu, tapi mendapat penolakan keras dari pelangggan. Saat ini, Spotify berminat untuk meluncurkan permintaan data lokasi pengguna.

"Perubahan pada kebijakan memungkinkan Spotify untuk secara sewenang-wenang menggunakan lokasi seseorang untuk memastikan apakah mereka terus tinggal di alamat yang sama ketika menggunakan akun keluarga, dan tidak jelas seberapa sering Spotify akan menanyakan perangkat pengguna untuk informasi ini," ujar Ketua Teknologi Kelompok Pengawas Privacy International Christopher Weatherhead kepada CNet.

Data lokasi sangat sensitif karena memberikan informasi di mana pengguna pernah berada, sehingga memberikan rincian perusahaan dan pengiklan tentang kehidupan pribadi pengguna.

Dengan 108 juta pelanggan, Spotify adalah kekuatan dominan dalam bisnis streaming musik. Pesaing terdekatnya, Apple Music, memiliki 60 juta pelanggan.


Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190913150309-185-430270/spotify-akan-lacak-lokasi-pengguna-paket-langganan-keluarga
Share:

Parlemen AS Ikut Seret Apple Soal Persaingan Tidak Sehat


Parlemen AS Ikut Seret Apple Soal Persaingan Tidak Sehat CEO Apple Tim Cook (Josh Edelson / AFP)

Setelah Facebook dan Google, kini giliran Apple yang juga kena sentil terkait persaingan usaha tidak sehat di pasar digital. Kali ini sentilan datang dari para anggota parlemen di Komite Kehakiman House Amerika Serikat (AS), Jumat (13/9).

Apple diselidiki lantaran sistem yang dibuat perusahaan itu menjebak pengguna agar hanya bisa menginstal aplikasi dari toko aplikasi App Store. Untuk itu, mereka meminta keterangan dari Kepala Eksekutif Apple Inc Tim Cook terkait hal ini.

Hal ini dianggap menghalangi persaingan karena pengguna tak punya pilihan toko aplikasi lain untuk melakukan pengunduhan. Tuduhan monopoli ini dilayangkan oleh Spotify dan pengembang lain.

Apple pun mengambil potongan dari penjualan yang dilakukan pengembang ketika pengguna melakukan pembayaran di App Store.

Disebutkan Apple mengenakan biaya 15-30 persen kepada penjual "barang digital". Produk digital ini seperti film, video game, buku digital, musik. Tetapi mereka tidak memungut bayaran dari penjual barang dan jasa fisik. Aturan inilah yang membuat Amazon tidak menjual buku elektronik di perangkat Apple.

Menanggapi tuduhan ini, eksekutif Apple menyatakan hal ini dilakukan untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik. Terutama bagi orang-orang yang membeli perangkat perusahaan. Namun, Apple tidak segera menanggapi permintaan komentar atas surat dari anggota parlemen A.S.


Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190914031829-185-430426/parlemen-as-ikut-seret-apple-soal-persaingan-tidak-sehat
Share:

Recent Posts