Ekspansi Gojek ke Malaysia mendapat respon dari warganet asal Malaysia. Suara netizen Malaysia terpecah dua, ada yang menyambut baik kedatangan Gojek.
Suara warganet yang terpecah ini sebagian besar terkait dengan keadilan kompetisi dengan aplikasi transportasi online lokal DegoRide. Pasalnya pemerintah Malaysia sempat melarang operasional Dego Ride pada 2017.
Mereka yang setuju beranggapan Gojek sah-sah saja mengaspal di Malaysia. Menurut mereka baiknya pemerintah membuka regulasi agar transportasi lokal, Dego Ride, bisa berkompetisi dengan Gojek.
Sementara sebagian lain menganggap kehadiran Gojek akan membuka kesempatan kerja yang lebih banyak. Meski ada risiko kecelakaan yang lebih tinggi di balik kendaraan roda dua.
Meski demikian, banyak juga yang menolak kehadiran Gojek di Malaysia. Mereka yang tidak setuju utamanya karena mempertanyakan keberadaan aplikasi transportasi online lokal Dego Ride yang dilarang beroperasi oleh pemerintah Malaysia pada 2017.
[Gambas:Twitter]
Seorang netizen @khalidkarim menganggap pemerintah Malaysia bertindak tidak adil. Sebab, alih-alih mendukung layanan lokal, pemerintah malah mendukung aplikasi asing.
Warganet juga mengatakan Gojek dianggap tidak cocok dengan konsep jalan raya di Malaysia yang dikhususkan untuk kecepatan bukan untuk kendaraan yang lebih kecil. Banyak yang mengatakan Gojek bukanlah solusi transportasi di Malaysia.
Bahkan warganet juga mempertanyakan mengapa Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman begitu mempromosikan Gojek.
[Gambas:Twitter]
Rencana ekspansi Gojek ke Negeri Jiran awalnya mendapat reaksi keras setelah bos perusahaan Big Blue Taxi Services, Shamsubahrin Ismail menolak keberadaan Gojek. Padahal Gojek menyebut ekspansi bisnis mereka di Malaysia sudah mendapat restu dari Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Di Indonesia, masalah jadi runyam setelah video pernyataan bos perusahaan Big Blue Taxi Services, Shamsubahrin Ismail ramai dibicarakan netizen. Dalam video itu, Shamsubahrin dianggap merendahkan para mitra Gojek di Indonesia.
Suara warganet yang terpecah ini sebagian besar terkait dengan keadilan kompetisi dengan aplikasi transportasi online lokal DegoRide. Pasalnya pemerintah Malaysia sempat melarang operasional Dego Ride pada 2017.
Mereka yang setuju beranggapan Gojek sah-sah saja mengaspal di Malaysia. Menurut mereka baiknya pemerintah membuka regulasi agar transportasi lokal, Dego Ride, bisa berkompetisi dengan Gojek.
Disagree.
Protectionism in Malaysia seems to breed complacency e.g. Proton/MAS/etc.
If we want a successful Dego or homegrown bike-hailing service better that we just deregulate and let them compete.
If Gojek can provide the most efficient service, they deserve to win.
See firdaus_halim's other Tweets
Sementara sebagian lain menganggap kehadiran Gojek akan membuka kesempatan kerja yang lebih banyak. Meski ada risiko kecelakaan yang lebih tinggi di balik kendaraan roda dua.
I have mixed feelings about GoJek in Malaysia. It’s good for job opportunities for those who’s unfortunate/students who wants to earn some side income. But of course, the risk.
See anuarnazir's other Tweets
Meski demikian, banyak juga yang menolak kehadiran Gojek di Malaysia. Mereka yang tidak setuju utamanya karena mempertanyakan keberadaan aplikasi transportasi online lokal Dego Ride yang dilarang beroperasi oleh pemerintah Malaysia pada 2017.
Kenapa perlu ada Gojek kalau dah ada Dego Ride milik anak tempatan?
Dego Ride pernah diwujudkan anak tempatan Nabil Feisal Bamadhaj sejak tahun 2016 dan kemudiannya diharamkan kerajaan.
Kalau dah ada produk sendiri kenapa perlu produk milik org.#ProdukMalaysiaTerbaik
1,680 people are talking about this
[Gambas:Twitter]
Seorang netizen @khalidkarim menganggap pemerintah Malaysia bertindak tidak adil. Sebab, alih-alih mendukung layanan lokal, pemerintah malah mendukung aplikasi asing.
Govt shud play fair.If they want to allow bike-hailing;
They shud not allow GoJek to come in for at least the next two years.
Give DegoRide a chance to build up capacity and funding.
The fair compensation for Govt's unfairly stopping Dego at a very critical growth opportunity
See khalidkarim's other Tweets
Warganet juga mengatakan Gojek dianggap tidak cocok dengan konsep jalan raya di Malaysia yang dikhususkan untuk kecepatan bukan untuk kendaraan yang lebih kecil. Banyak yang mengatakan Gojek bukanlah solusi transportasi di Malaysia.
Malaysia need more railway/train lines. Not that gojek thing
See Harith 's other Tweets
Why I'm not convince this gojek will be a good idea:
1. Traffic in Malaysia is ranked one of the most dangerous in the world. 3rd in road death globally
2. Our roads are built for speed, to reach further quicker, instead of smaller, more compact cities.
45 people are talking about this
Bahkan warganet juga mempertanyakan mengapa Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman begitu mempromosikan Gojek.
Someone enlighten me please:
1. Why is a public servant promoting a private good?
2. Why is this championed by NOT the transport minister?
3. Why is Gojek what Malaysia needs?
So. Confused. https://twitter.com/SyedSaddiq/status/1165240044820393985 …
See farihahfahmy's other Tweets
[Gambas:Twitter]
Rencana ekspansi Gojek ke Negeri Jiran awalnya mendapat reaksi keras setelah bos perusahaan Big Blue Taxi Services, Shamsubahrin Ismail menolak keberadaan Gojek. Padahal Gojek menyebut ekspansi bisnis mereka di Malaysia sudah mendapat restu dari Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Di Indonesia, masalah jadi runyam setelah video pernyataan bos perusahaan Big Blue Taxi Services, Shamsubahrin Ismail ramai dibicarakan netizen. Dalam video itu, Shamsubahrin dianggap merendahkan para mitra Gojek di Indonesia.